Sunday, May 21, 2023

BAB UTANG-PIUTANG

    Ilustrasi: Mindra Purnomo/tim infografis detikcom

Memberi utang hukumnya sunnah, karena mengandung suatu kebajikan yaitu menolong orang-orang yang sedang ditimpa kesukaran. Dan menolong orang dalam keadaan demikian sangat diutamakan oleh agama.

"Hai orang-orang yang beriman. Bila kamu tealh melakukan utang piutang hingga waktu yang ditentukan, maka tuliskanlah hutang itu, dan hendaklah menuliskan seorang jurutulis di antaramu menurut yang seadil-adilnya, dan jurutulis tidak boleh engan menuliskan." ( Al-Baqarah: 282 )

MENGAMBIL MANFAAT UTANG

Orang yang memberi utang (muqridh) diperbolehkan mengambil manfaat barang yang diutangkanya asalkan bukan datang dari dia dan tidak pula merupakan perjanjian sebelumnya, akan tetapi semata-mata kerelaan dari yang berutang.

Dari Abu Rafi'i r.a. bahwa Rasulullah s.a.w pernah berutang seekor unta gadis (umur 3 tahun) kepada seorang laki-laki, lalu dibawa kepada beliau seekor unta yang biasa untuk berzakat, maka aku disuruh Rasulullah supaya membayar untuk laki-laki itu (yang telah memberi utang tadi), dengan unta gadis pula, aku menjawab: "Tidak aku peroleh waktu itu melainkan unta yang lebih baik yang berumur empat tahun, maka berkata Rasulullah: "eikanlah kepadanya unta itu, sesungguhnya sebaik-baiknya manusia, ialah orang yang lebih dalam membayar hutang." (H.R. Bukhari dan Muslim)

Dari Abdillah bin Abi Rabi'ah r.a. ia berkata: Pernah Rasulullah s.a.w. berutang dengan aku sebanyak empat puluh ribu (dinar atau dirham). Lalu datang kepadanya (orang memberikan) uang, maka diberikannya uang itu kepadaku, dan ia berkata: "Mudah-mudahan Allah memberi berkah pada keluarga dan harta engkau. Hanya balasan pinjaman ialah puji-pujian (terima kasih) dan mengembalikannya." (H.R. Nasai)

Dari dua hadits tersebut didapaklah satu pengertian, bahwa barang ataupun uang yang dipinjam hanya orang yang meminjam berhak menerima sebanyak barang atau uang yang dipinjamkannya, kecuali kalau ditambah dengan suka rela dari yang meminjam.


Sumber:
Ahmad,Idris. 1986. Fiqh Syafi'i. Jakrta Timur: Karya Indah


 

Continue reading BAB UTANG-PIUTANG

Thursday, January 26, 2023

MASA REMAJA SHALAHUDDIN AL-AYYUBI

 

  Shalahuddin Al-Ayyubi merupakan sosok yang ada setelah berabad-abad setelah Rasulullah Salallahu’alaihi wa sallam meninggal. Sehingga dalam hal ini menunjukan bahwa seseorang mampu mengaplikasikan sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah Salallahu’alaihi wa sallam walaupun telah lama meninggal. Hal yang membuat Shalahuddin Al-Ayyubi menjadi sosok yang menarik untuk di angkat kembali dalam cerita adalah karena beliau telah berhasil menaklukan tiga kota suci Al Maqdis atau kota Yarusalem.

    Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari klan Ayyubi. Al-Ayyubiyun merupakan nama sebuah klan sebuah keluarga di suku Kurdi, sebuah suku yang hingga saat ini tidak memiliki Negara sendiri. Bangsa Kurdi merupakan suku yang tidak diterima di Irak maupun Turki. Al-Ayyubiyun adalah mereka yang berasal dari keturunan Ayyub bin Syadi yang dinyatakan sebuah keluarga terhormat” (Ash-Shalabi, 2015, h.292).

Masa Remaja Shalahuddin Al-Ayyubi

    Shalahuddin Al-Ayyubi lahir di Benteng Tirkit, pada saat itu ayah Shalahuddin yaitu Najmuddin Ayyub memiliki jabatan penting di benteng tersebut. Namun kelahiran Shalahuddin bertepatan dengan diperintahkanya keluarga Ayyub untuk meninggalkan benteng tersebut. Hal itu dilakukan oleh penguasa benteng tersebut guna menjaga keluarga Najmuddin dari upaya balas dendam karena paman Shalahuddin yaitu Asaduddin Shirkuh telah membunuh salah satu komandan Benteng Tirkit. Latar belakang pembunuhan tersebut dilakukan oleh paman Shalahuddin karena telah terjadi pelecehan yang dilakukan oleh komandan benteng tersebut kepada seorang wanita yang meminta pertolongan kepada Shirkuh.

    Ketika terjadi pengusiran terhadap keluarga Ayyubi, Najmuddin Ayyub yang merupakan ayah dari Shalahuddin merasa pesimis terhadap kelahiran Shalahuddin Al-Ayyubi, beliau sempat memiliki niat untuk membunuh Shalahuddin Al-Ayyubi ketika bayi karena menganggap kelahiran Shalahuddin merupakan pertanda yang tidak baik. Namun niat Najmuddin urung ketika salah seorang pengikut Shalahuddin mengingatkanya.

    Keluarga Ayyub pindah menuju Mosul, di kota tersebut keluarga Shalahuddin disambut oleh penguasa Mosul yaitu Imaduddin Zanki dan mengalokasikan tanah untuk keluarga Shalahuddin untuk mereka tempati. Keluarga Shalahuddin berkembang di kota tersebut, dan tidak lama kemudian ayah dan paman Shalahuddin diangkat kedalam jajaran komandan pilihan penguasa Mosul.

    Shalahuddin dalam perkemebanganya banyak belajar mengenai keikhlasan dan memiliki sikap yang tajam terhadap Agama, pengorbanan serta cara bermunajat kepada Allah dalam shalat terlebih dalam waktu berperang yang ia peroleh melalui Sultan Nuruddin Zanki. Beliaupun mempelajari bahkan mewarisi sifat keemimpinan  dalam perencanaan yang Islami, dan mempelajari bagaimana menghadapi golongan-golongan sesat seperti golongan Syiah dan perluasan daerah jajahan kaum salibis.

    Imaduddin Zanki penguasa Mosul telah gugur, maka Nuruddin Mahmud Zanki sebagai anak dairi Imaduddin inilah yang selanjutnya memegang kekuasaan, hal itu tidak lepas dari bantuan keluarga Ayyubiyun. Pada masa kekuasaan Nurrudin, beliau berhasil menggabungkan Damaskus, dan menaklukan Belek pada tahun 534 H (1140 M) dimana kemudian Imaduddin mengangkat Najmuddin sebagai gubernurnya. Damaskus menjadi tempat dimana Shalahuddin menghabiskan masa kecilnya dan tumbuh menjadi remaja yang gemar mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan Islam,berlatih seni berperang, berburu, belajar memanah dan berbagai kebutuhan pokok kepahlawanan lainya (Ash-Shalabi, 2015).

    Pada tahun 546 H, pasukan salib menyerang Sahlul Biqa’ (lembah Beka’) merupakan kawasan pertanian yang paling subur di Libanon. Pada peperangan itu, pasukan salib mendapatkan perlawanan sengit dari Najmuddin dan Shirkuh. Mereka berdua memenangkan pertempuran dan menjadikansebagian dari pasukan salib sebagai tawanan. Dan di tahun ini pula Shalahuddin memutuskan untuk mengabdikan diri dibawah pamanya, Asaduddin Shirkuh.

    Shalahuddin terus mengalami kemajuan sehingga Nuruddin Zanki menaruh kepercayaan kepadanya dan menjadikan Shalahuddin sebagai orang terdekatnya. Shalahuddin belajar tentang permasalahan Negara, pungutan-pungutan serta jaminan-jaminan melalui pamanya, Disisi lain Ibnu Al-Furat mejelaskan bahwa Shalahuddin masih dalam asuhan orang tuanya karena usianya yang masih sangat muda. Namun ketika Nuruddin berkuasa di Damaskus, Najmuddin mengharuskan putranya untuk mengabdi kepadanya. Lalu Shalahuddin belajar mengenai jalan kebaikan, perbuatan makruf, ijtihad dalam perkara-perkara jihad dari ayahnya.

    Kemudian Shalahuddin pergi bersama pamanya Asaduddin Shirkuh ke Mesir, dimana negri itu adalah negri kekuasaan pamanya. Shalahuddin melakukan beberapa pekerjaan disana dengan penuh perhatian, pemikiran yang lurus dan kebijakan yang baik.

    Selama masa kepemimpinan ayah Shalahuddin di Belbek, beliau banyak mempelajari tentang ilmu-ilmu keislaman dan berbagai teknik peperangan. Selain itu Shalahuddin juga pandai menguasai permainan Al-Jukam, permainan itu seperti permainan olahraga polo, dimana ada sebuah bola ditengah lapangan sambil menunggang kuda para pemain memperebutkanya untuk membawanya ke garis akhir.

    Shalahuddin dalam perkembanganya pun banyak belajar mengenai keikhlasan tanpa pamrih dan perasaan yang tajam terhadap persoalan Agama, pengorbanan serta cara bermunajat kepada Allah dalam shalat terlebih dalam waktu berperang yang ia peroleh melalui Sultan Nuruddin Zanki. Beliaupun mempelajari bahkan mewarisi sifat keemimpinan dalam perencanaan yang Islami, dan mempelajari bagaimana menghadapi golongan-golongan sesat seperti golongan Syiah dan perluasan daerah jajahan kaum salibis” (Shalabi, 2015, h. 225).


Continue reading MASA REMAJA SHALAHUDDIN AL-AYYUBI
,

MEMASYARAKATKAN ROBOT

    Jika kita membahas industri tidak terlepas dari yang namanya teknologi. Setiap kemajuan teknologi pasti berefek langsung kepada industri yang ada. Industri dan teknologi memang bidang yang berbeda, namun mempengaruhi satu sama lain. Ketika ada penemuan teknologi baru, bidang industri pasti akan maju untuk melengkapinya. Setiap perubahan bidang industri yang terjadi dimulailah revolusi industri baru. Revolusi industri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang  semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan  tenaga mesin. Dengan demikaian barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.

    Di Indonesia sendiri dalam penerapan teknlogi dan industri tertinggal 1 langkah dengan Jepang dalam hal penerapan revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang mengandalkan sistem kerja robotik dan Internet of Things (IoT), di Indonesia masih belum banyak dibahas dan diaplikasikan. Walaupun revolusi industri 4.0 baru sampai di Indonesia, tetapi secara mengejutkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencanangkan revolusi industri 5.0 bagi negara Jepang untuk menanggulangi krisis buruh tenaga ahli. Bagi Indonesia pernyataan Perdana Menteri Jepang tersebut sangat mengejutkan, jika Indonesia salah langkah untuk mengambil sikap bukan tidak mungkin Indonesia akan tenggelam dalam keterpurukan. Kita (Indonesia) baru bicara tentang 4.0, sedangkan Jepang 7 tahun lebih maju, mereka akan mengajarkan ke dunia bagaimana 5.0 dan akan memamerkan 5.0.

    Jadi apabila kita tidak mengejar itu semua, maka kita akan selalu membeli teknologi dan kita akan menjadi konsumen teknologi. Sedangkan di Indonesia masih banyak petani kita yang memegang cangkul, kita masih ketinggalan produktifitas pertanian. Satu-satunya negara di Asia (Indonesia) yang selalu terus berbicara tentang pangan, kekurangan pangan. Negara lain pangan sudah selesai, kita selalu berbicara bahkan berdebat malah. Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah, yakni belum tuntasnya penerapan revolusi industri sebelumnya, yakni industri 1.0 seperti mekanisme pertanian, industri 2.0 penggunaan ban berjalan, industri 3.0 dengan ciri mengandalkan komputer dan industri 4.0 mengandalkan sistem kerja robotik dan IoT.

    Sebenarnya dengan kemajuan industri yang ada sekarang ini Indonesia mempunyai beberapa potensi untuk mengembangkan karyanya, salah satunya yang paling memungkinkan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bisa ditanamkan pada mobil pintar untuk kepentingan komersial maupun pribadi. Salah satu kepentingan komersial yaitu menggunakan AI untuk mobil taksi tanpa sopir. Tetapi imbas dari penggunaan taksi tanpa sopir ini sangat berpengaruh buruk, yaitu meningkatnya pengangguran akibat PHK besar-besaran oleh perusahaan taksi terhadap para sopir.

    Di dalam beberapa kasus di dunia ini, contoh kasus krisis yang melanda di negara Jepang. Pada abad ini di Jepang mempunyai banyak krisis yang terjadi diantaranya :

  1. Jepang menghadapi masalah tingginya generasi tua yang mana pengeluaran pengobatan serta pelayanan semakinmeningkat.
  2. Kemajuan Jepang membuat minimnya ketersediaan tenaga buruh ahli dan tingginya biaya perawatan infrastruktur.

    Dari permasalahan yang terjadi di Jepang tersebut, dapat diambil sebuah solusi yang cukup efisien yaitu menggunakan metode revolusi industri 5.0 antara lain :

  1. Menggunakan data medical records untuk membantu mempercepat penanganan kesehatan.
  2. Membuat sistem remot untuk pelayanan kesehatan.
  3. Menggunakan AI dan robot sebagai perawat.
  4. Sensor, AI dan robot akan digunakan untuk membantu pemeliharaan jalan, terowongan, jembatan dan infrastruktur lainnya.

    Jadi kalau berbicara dari sudut ketahanan nasional bangsa, sudah seharusnya pemerintah mampu memberikan kualitas pelayanan terhadap publik yang lebih untuk memperoleh rasa aman dan damai. Berbagai layanan publik harus lebih efisien, baik efisien dari sisi waktu maupun biaya. Di sisi lain tentu persoalan keamanan akan menjadi semakin kompleks, tantangan ini harus mampu dihadapi oleh pemerintah yang bersinergi dengan masyarakat Indonesia.

Continue reading MEMASYARAKATKAN ROBOT

Wednesday, October 27, 2021

,

CRIPTO MENURUT FATWA NU JATIM

 

 Ilustrasi uang kripto. (pikiranrakyat)

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mengeluarkan fatwa haram bagi cryptocurrency. Hal itu merupakan keputusan forum bahtsul masail NU Jatim pada Minggu 24 Oktober 2021.

Fatwa haram bagi crypto atau mata uang virtual ini telah di konfirmasi ke Wakil Ketua PWNU Jatim, KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur). Berdasarkan hasil bahtsul masail yang begitu panjang dang sengit, cryptocurrency dinyatakan (hukumnya) haram.

Dalam kajiannya, crypto dianggap lebih banyak memiliki unsur spekulasi dan tidak terukur. Hal itu, membuat NU Jatim berpendapat bahwa crypto tak bisa jadi instrumen investasi.
Dalam bathsul masail yang melibatkan para kiai dan sejumlah ahli hukum Islam itu, disimpulkan bahwa kripto tak memenuhi unsur jual beli, dan justru condong mengandung praktik penipuan dan perjudian.


Jenis mata uang dalam cryptocurrency berjumlah banyak dan terdiri dari berbagai jenis. Untuk itu perlu ada kajian mendalam untuk menindak lanjuti fatwa ini.


Continue reading CRIPTO MENURUT FATWA NU JATIM

Sunday, February 18, 2018

PEMBAGIAN JENIS AIR BERDASARKAN PENGGUNAANNYA DALAM THAHĀRAH (BAGIAN 2)



Ilustrasi air suci.(asysyariah)
يم
ِ ب ْ سمِ الِ ال َ ر ْ ح َ م ِ ن ال َ ر ِ ح
أل َ سلَ ُ م َ ع َ ليْ ُ ك ْ م َ و َ ر ْ ح َ م ُ ة الِ َ وبَ َ ر َ كاتُ ُ ه
َ و ال َ صلَةُ َ و ال َ سلَ ُ م َ ع َ لى َ ر ُ س ْ و ِ ل الِ َ و بَ ْ ع ُ د
.
Para Sahabat sekalian yang dirahmati All
āh Subhānahu wa Ta'ālā, pada halaqah yang ke-6
ini kita akan membahas macam-macam air berikutnya. Ini adalah pembagian yang kedua.
Sebelumnya kita sudah sebutkan pada pembagian yang pertama
ٌ رííííííí هíِ َ ٌ ر َ و ُ مطííííííí هíِ اíííííííَ ,طyang disebut
sebagai air mutlak, di mana dia air suci dan mensucikan.

Adapun pembagian yang kedua di sini:قال الصنف رحمه ال:
Penulis menyebutkan:
))
طَا ِ ه ٌ ر َ و ُ مطَ ِ ه ٌ ر َ م ْ ك ُ ر ْ وهٌ ِا ْ س ِت ْ ع َ ما ُل ُ ه َ و ُ ه َ و الَا ُ ء ْ الُ َ ش َ م ُ س((
((Air yang suci dan dia bisa mensucikan, akan tetapi dia makruh penggunaannya dan
disebutkan yaitu air musyammas))
Apa maksudnya air musyammas?
Air musyammas yaitu air mutlak yang berada di dalam bejana logam selain emas dan perak,
yang dia terkena terik matahari yang sangat.
Jadi, disyaratkan di dalam madzhab Sy
āfi'ī ini ada 2 syarat bahwasanya dia dikatakan
sebagai air musyammas:
Dia berada di dalam bejana logam selain emas dan perak.
Karena logam-logam tersebut akan terpengaruh oleh sengatan matahari, dimana partikelpartikel dari logam tersebut akan larut dan memberikan mudharat bagi orang yang
menggunakannya.
Air tersebut terkena terik matahari yang sangat kuat.
Jadi,
Apabila air mutlak atau air berada dalam logam bejana emas dan perak atau pun selain
logam maka tidak dikatakan sebagai air musyammas.
Ataupun,
Berada di dalam daerah yang tidak memiliki terik matahari yang sangat, maka juga tidak
dikatakan sebagai air musyammas.
Dan pembagian ini adalah KHUSUS di dalam madzhab Sy
āfi'ī, di mana jumhur yang lain
tidak melihat adanya pembagian air suci dan mensucikan namun makruh penggunaannya.
Di antara dalil-dalil yang digunakan oleh Sy
āfi'iyyah adalah beberapa hadits yang tidak lepas
dari riwayat yang dha'
īf. Di antaranya adalah hadits Ibnu 'Abbas, beliau mengatakan:أَ َ ن َ ر ُ س ْ و ُ ل الِ َ ص َلى الُ َ ع َليْ ِ ه َ و َ س َل َ م: نَ َ هي َ عا ِئ َ ش َ ة َ ر ِ ضى ال تعالى َ عنْ َ ها َ ع ِ ن الُ َ ش َ م ِ س, َ و َ قا َ ل: إِنَ ُ ه يُو ِ ر ُ ث البَ َ ر َ ص“Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melarang 'Āisyah radhiyallāhu ta’āla
'anha untuk menggunakan air musyammas dan Beliau bersabda: 'Karena air tersebut bisa
menimbulkan penyakit kusta (yaitu penyakit barash)'."
(HR Imam Daruquthni dengan derajat hadits yang dha'
īf)
Sehingga tidak dapat digunakan sebagai sandaran.
Oleh karena itu pendapat yang rajih adalah pendapat jumhur ulama yang mengatakan
bahwasanya:
Air musyammas tidaklah makruh.Dia seperti air mutlak yang lainnya yang suci & mensucikan.Setiap orang bisa menggunakannya.
Dan pendapat ini di rajihkan pula oleh Imam Nawawi Asy-Sy
āfi'ī dalam kitab Ziyādatur
Raudhah, beliau berkata:
َ و ُ ه َ و ال َ را ِ جحُ من َ حيْ ُ ث ال َ دلِيل َ و ُ ه َ و َ مذْ َ هب أَكثر ا ْ لع َ لماء َ و َ ليْ َ س للكراهية َ دلِيل ي ْ عتَمد"Pendapat ini adalah pendapat yang rajih jika menilik dari dalil yang digunakan. Dan dia
adalah madzhab kebanyakan para ulama (mayoritas para ulama). Dan untuk pendapat
makruhnya penggunaan air musyammas tidak ada dalil yang bisa dijadikan sebagai
sandaran."
Demikian yang bisa kita sampaikan.
َ و َ ص َ لى الُ َ ع َ لى نَ ِ بيِنَا ُ م َ ح َ م ٍ د َ و َ ع َ لى آلِ ِ ه َ و َ ص ْ ح ِ ب ِ ه أَ ْ ج َ م ِ ع ْ ي


Continue reading PEMBAGIAN JENIS AIR BERDASARKAN PENGGUNAANNYA DALAM THAHĀRAH (BAGIAN 2)
,

PEMBAGIAN JENIS AIR BERDASARKAN PENGGUNAANNYA DALAM THAHĀRAH

Ilustrasi air suci.(asysyariah)

بسمالّالرحمنالرحيم
السلم عليكم ورحمة الّ وبركاته
الحمد ل والصلة والسلم على رسول ال و بعد
.
Para ikhwah fidd
īn a'āzaniyallāhu wa iyyākum wa akhawāt fillāh,
Berkata Muallif (Pengarang) rahimahull
āhu Ta'āla:
))
ثم الياه على أربعة أقسام((
((Kemudian pembagian air ada 4 macam))
Pembagian 4 macam ini di dalam mahdzab Sy
āfi'iyyah, dimana 3 macam adalah masyhūr di
kalangan para fuqah
ā dan 1 macam khusus di dalam madzhab Syāfi'iyyah.
Tiga macam yang masyh
ūr di dalam pembagian oleh para fuqahā:AIR YANG THAHŪR
Yaitu air yang suci dan mensucikan.
Contoh: Air hujan.
AIR YANG THĀHIR
Yaitu air yang suci namun tidak mensucikan.
Contoh: (-) air teh dan (-) air musta'mal.
AIR YANG NAJIS
Yaitu air yang terkena benda najis dan air tersebut kurang dari 2 qullah. Atau disyaratkan
berubah untuk lebih dari 2 qullah.
Kemudian pembagian yang KHUSUS di dalam madzhab Sy
āfi'ī yaitu:AIR YANG THAHŪR WA MAKRUH
Air yang suci dan mensucikan akan tetapi air tersebut makruh untuk digunakan, yaitu air
musyamasy.
/>Berkata Muallif (Pengarang) rahimahull
āhu setelah menjelaskan bahwasanya pembagian air
ada 4 macam;
))
طاهر ومطهر غير مكروه وهو الاء الطلق((
((Air yang suci dan mensucikan yang dan dia tidak makruh penggunaannya, maka ini adalah
air mutlak))
Para ikhwah fidd
īn a'āzaniyallāhu wa iyyākum (semoga Allāh memuliakan kita),
Air ini adalah:
√ Air yang digunakan untuk kita bersuci.
√ Air yang dia dapat mengangkat hadats dan menghilangkan najis.

√ Dia adalah air mutlak.
Dan apa itu air mutlak?
Dikatakan para ulama:
كل ماء بقي على وصفه التي خلقه ال عليهYaitu setiap air yang dia masih tetap pada sifat aslinya yang Allāh ciptakan dia (air
tersebut)."
Maka ini disebut sebagai air mutlak, yaitu setiap air yang dia tetap pada sifat asli yang All
āh
ciptakan dia dengannya.
Kemudian, atau kita katakan:
كل ماء نزل من السماء أو نبع من أرض بدون أن يغيره إستخدام البشر و هذا و ماؤه طهورSetiap air yang dia turun dari langit atau muncul ke permukaan dari bumi dan tidak
berubah dengan penggunaan manusia maka ini adalah air yang thah
ūr (suci dan
mensucikan)."
Apa yang dimaksud dengan:
بقي على أصله القطعه"Dia tetap pada sifat asalnya."
Yaitu maksudnya adalah tidak berubah 3 sifat asli yang terkait dengan warna, maupun
baunya, maupun rasanya.
Apabila berubah salah satu saja maka air tersebut berubah dari sifat aslinya sehingga tidak
bisa digunakan untuk bersuci.
Apabila berubah karena benda yang suci maka dia menjadi air yang suci dan tidak
mensucikan.
Apabila berubah dikarenakan benda yang najis maka dia menjadi air yang najis yang
tidak suci dan tidak mensucikan.
Kemudian perlu diketahui bahwa perubahan air disebabkan benda yang suci ada 2 macam;
Perubahan yang tidak mungkin dihindari.
Seperti misalnya air sungai yang mengalir di tanah atau di batu kapur atau di permukaan lain
yang menyebabkan perubahan warna, bau maupun rasanya.
Walaupun berubah akan tetapi air tersebut tetap memiliki predikat thah
ūr (suci dan
mensucikan).

Berbeda apabila perubahan yang kedua yaitu;Perubahan yang bisa dihindari.
Seperti air teh, ini bisa dihindari. Maka apabila air kemudian diberi dengan teh dan berubah
warna, rasa dan baunya atau salah satunya maka dia menjadi air yang suci namun tidak
mensucikan.
Oleh karena itu, air disebut air mutlak adalah air yang apabila kita menyebutkan kepada
orang lain "air" maka akan terbetik di dalam pikirannya air yang dimaksud yaitu air yang
masih tetap pada sifat penciptaannya yang pertama kali.
وصلى ال على نبينا محمد وعلى آله و صحبه و سلم
والسلم عليكم ورحمة الّ وبركاته
Continue reading PEMBAGIAN JENIS AIR BERDASARKAN PENGGUNAANNYA DALAM THAHĀRAH
,

MACAM MACAM AIR YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK BERSUCI

Ilustrasi air suci.(asysyariah)

بسم الّ الرحمن الرحيم
السلم عليكم ورحمة الّ وبركاته
الحمد ل رب العالي والصلة والسلم على أسرف النبيآء والرسلي نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعي. أما بعد.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberkahi dan memudahkan kita semua.
قال الألف  ِ كتَا ُ ب الطّ َ ها َ ر ِ ة

((Kitab Thahārah))Ath-Thahārah. Makna secara bahasa adalah an-nazhāfah yaitu kebersihan.
• Makna secara istilah adalah:ِ عبَا َ رةٌ َ ع ْ ن َ رفْعِ ا ْ ل َ ح َ د ِ ث َ و إِزَا َ ل ِ ة النَ َ ج ِ س"Proses mengangkat hadats dan menghilangkan najis."Al-Hadats ()ال َ ح َ د ُ ثAdalah:وصف قائم بالبدن يمنع من الصلة ونحوها مما تشترط له الطهارة"Sifat atau status pada diri seseorang yang menghalangi dari shalat dan ibadah-ibadah yang
lainnya yang disyaratkan pada ibadah tersebut thahārah."
Misalnya:
Seorang yang keluar angin dari duburnya, maka statusnya dia berhadats dan menghalanginya
untuk melaksanakan ibadah shalat sampai dia thahārah (berwudhū') yang mengangkat
hadats tersebut.Najis
Adalah:كل عي يجب التطهر منها"Segala sesuatu zat yang kita diwajibkan secara syari'at untuk bersuci darinya."
Misalnya:
Kotoran manusia, maka ini adalah zat yang najis. Seseorang yang terkena kotoran manusia,
maka dia wajib untuk membersihkannya, sebelum dia melaksanakan ibadah shalat.
Para Sahabat sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,
Para ulama memulai kitab fiqh mereka diawali dengan pembahasan kitab Thahārah, karena
kitab ini berkaitan dengan kitab Shalat, dimana shalat disyaratkan untuk bersuci sebelum
melaksanakan ibadah tersebut.
Dan Penulis disini memulai kitab Thahārah dengan menjelaskan tentang bermacam-macam
(jenis-jenis) air yang bisa digunakan untuk bersuci.
Berkata Penulis rahimahullāh:
)) ْ الِيَاهُ ا َل ِتي يَ ُ ج ْ وزُ التَطْ ِ هيْ ُ ر ِب َ ها َ سبْعُ ِ ميَا ٍ ه((
((Air yang diperbolehkan untuk digunakan dalam bersuci ada 7 macam))
• PERTAMA
)) َ ما ُ ء ال َ سمآ ِء((
((Air dari langit))
Yaitu hujan. Dalilnya adalah surat Al-Anfāl ayat 11. Allāh Ta'āla berfirman:َ ويُنَزِ ُل َ ع َليْ ُ كم ِ م َ ن ال َ س َ ما ِء َ ما ً ء ِليُطَ ِ ه َ ر ُ كم ِب ِه"Dan Dia menurunkan kepada kalian air dari langit, agar kalian bersuci dengannya."
• KEDUA
)) َ و َ ما ِء ا ْلبَ ْ ح ِ ر((
((Air laut))
Atau َ ما ُ ء ا ْل ِب َ حا ِ رdalam shahīh yang lain.!11
Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam, yang
diriwayatkan dalam Ash-hābus Sunān, Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda
tatkala ditanya tentang air laut, Beliau mengatakan:َوالطَ ُ هو ُر ما ُ ؤهُ ، ال ِ ح ُل ميتتُ ُه"Bahwasanya air laut tersebut adalah suci airnya dan halal bangkainya."
Yaitu hewan air laut apabila menjadi bangkai, maka halal.
• KETIGA
))وماء النهر((
((Air sungai))
Dan ini adalah ijma' para ulama bahwasanya air sungai adalah yang suci.
Dan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:َ مثَ ُل ال َ ص َل َوا ِ ت ا ْل َ خ ْ م ِ س َ ك َ مثَ ِ ل نَ َ ه ٍ ر َ جا ٍ ر َ غ ْ م ٍ ر َ ع َلى بَا ِ ب أَ َ ح ِ د ُ ك ْ م يَ ْ غتَ ِ س ُل فيه ُ ك َل يَ ْومٍ َ خ ْ م َ س َ م َرا ٍ ت َو َ ما يُبْ ِ قى ذَلِ َك ِ م َ ن ال ّ دنَ ِ س"Permisalan shalat lima waktu adalah seperti sungai yang mengalir yang melimpah ruah
airnya di depan pintu seseorang diantara kalian. Kemudian dia mandi setiap hari 5 waktu,
maka apakah tersisa sedikit pun kotoran?." (HR Muslim)
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam memisalkan dengan air sungai yang digunakan
untuk bersuci.
• KEEMPAT
)) َو َ ما ُء ا ْل ِبئْ ِ ر((
((Air sumur))
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imām Tirmidzi, dimana Rasūlullāh shallallāhu
'alayhi wa sallam berwudhū' dari air sumur Budhā'ah. Dan tatkala Rasūlullāh shallallāhu
'alayhi wa sallam ditanya, maka Beliau mengatakanْ الَا ُء َل يُنَ ِ ج ُ س ُه َ شيْ ٌء"Bahwasanya air itu tidak menajiskan segala sesuatu apapun."
• KELIMA
)) َو َ ما ُء ا ْل َ ع ْيِ((
((Mata air))
Yang maknanya sama dengan air laut dan air sungai, maka hukumnya pun suci.
• KEENAM
)) َوَماُءالثَْلجِ((
((Air salju))
• KETUJUH
)) َوَماُءاْلبََرِد((
((Air embun))
Dalilnya:
Hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang do'a istiftah, ketika Beliau
shallallāhu 'alayhi wa sallam berdo'a:اللهماْغِسْلِنيِْمْنَخطَايَاَيِبْالَاِءَوالثَْلجَِواْلبََرِد"Ya Allāh, cucilah dosa-dosaku dengan air salju dan air embun."
(HR Bukhari 2/182, Muslim 2/98)
Demikian yang bisa saya sampaikan.وصلىالعلىنبينامحمدوعلىآلهوصحبهوسلم
Continue reading MACAM MACAM AIR YANG DIPERBOLEHKAN UNTUK BERSUCI

BIOGRAMI IMAM ABU SYUJA

Ilustrasi buku matan Abu Syuja.(Arafah)


    Beliau adalah Ahmad bin Al-Husain bin Ahmad Al-Asfahāniy, salah seorang ulama AsySyafi'iyyah yang terkenal. Dan beliau dikenal dengan panggilan Al-Qādhi Abū Syujā' (AlQādhi yaitu hakim). Beliau belajar fiqih Asy-Syāfi'ī lebih dari 40 tahun di kota Bashrah.

     Abū Syujā' lahir pada tahun 434 H, dikatakan tahun 533 H. Dan dikenal sebagai seorang ulama yang sangat dermawan, yang ahli ibadah, yang wara', yang shālih, yang memiliki ilmu yang luas dan sangat ta'at di dalam melaksanakan agama.

    Imām Abū Syujā' diriwayatkan bahwasanya beliau memiliki umur yang sangat panjang, yaitu mencapai 160 tahun dan dengan kondisi yang sehat wal 'āfiyat.Tatkala beliau ditanya tentang rahasianya maka beliau mengatakan:ما عصيت ال بعضو منها في الصغر، فحفظها ال في الكبر "Saya tidak pernah di waktu muda saya bermaksiat dengan Allāh walaupun dengan 1 anggota tubuh saya. Maka (alhamdulillāh) Allāh menjaganya di masa tua saya."

    Beliau menulis matan Abū Syujā' karena permintaan orang-orang agar beliau meringkas (membuat ringkasan) tentang madzhab Syāfi'ī yang mudah dipelajari dan mudah untuk dihafalkan.Dan matan Abū Syujā' ini terus dipelajari sampai saat ini menunjukkan matan tersebut memiliki kelebihan.Dan kita berharap keikhlashan dari sang penulis sehingga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjadikan dia kekal, menjadikan dia terus dipelajari oleh kaum muslimin.

    Imām Abū Syujā' menjabat sebagai seorang qādhi (hakim). Namun di akhir hayatnya beliau sengaja berpindah ke Madinah dalam rangka untuk membaktikan diri melayani masjid Nabawi dengan membersihkannya, kemudian menggelar tikar dan melayani para jamā'ah sampai akhir hayat beliau.
Continue reading BIOGRAMI IMAM ABU SYUJA

BIOGRAFI IMAM ASY SYAFI'I

Ilustrasi Imam Syafi'i.(kumparan)


    Beliau bernama Muhammad bin Idrīs bin Al-'Abbās bin 'Utsmān bin Asy-Syāfi'ī yang dikenal sebagai Imām Asy-Syāfi'īBeliau lahir pada tahun 150 H.Pada tahun tersebut, meninggal Imam Abū Hanīfah. Oleh karena itu, orang-orang pun mengatakan:مات المام و ولد المام"Meninggal seorang imam digantikan kelahiran seorang imam yang lainnya."

    Beliau adalah seorang imam yang masyhūr dari kalangan kaum muslimin dan memiliki pendapat (madzhab) yang tersebar ke seluruh penjuru dunia. Imām Asy-Syāfi'ī lahir di Ghazza Palestina dalam keadaan yatim.Perhatian yang besar sang ibu kepada Imām Asy-Syāfi'ī akan pendidikan Imām AsySyāfi'ī menyebabkan Ibu Imām Asy-Syāfi'ī memutuskan untuk berpindah ke kota Mekkah, yang mana pada saat itu kota Mekkah dipenuhi oleh para ulama di berbagai cabang ilmu. Imām Asy-Syāfi'ī mulai menuntut ilmu dengan menghafal AlQur'an.Beliau hafal Al-Qurān pada saat umur beliau mencapai 7 tahun.Dan terus menuntut ilmu sehingga dapat menghafalkan Kitab Muwaththa' Imām Mālik pada umur beliau mencapai 10 tahun.Dan terus menuntut ilmu sampai beliau diperbolehkan untuk berfatwa, dikatakan pada saat umur 15 tahun (pada riwayat yang lain pada saat umur 18 tahun).Dan beliau pun terus menuntut ilmu, baik kepada Imam Mālik maupun kepada ulama yang lainnya sehingga menguasai berbagai cabang ilmu di dalam agama.
    
    Imām Asy-Syāfi'ī rahimahullāh, beliau dikenal sebagai ulama yang tawādhu' yang sangat dermawan.Dan keluasan ilmu beliau, kecerdasan otak beliau menjadikan pendapat-pendapat beliau sebagai rujukan bagi kalangan ulama yang lainnya. Imām Asy-Syāfi'ī, beliau memiliki karya yang sangat banyak, diantara yang terkenal Al-'Umm dan Ar-Risālah. Dan Imām Asy-Syāfi'ī beliau wafat pada tahun 204 H, dengan meninggalkan manfaat yang besar bagi kaum muslimin, rahimahullāhu rahmatan wāsi'ah.
Continue reading BIOGRAFI IMAM ASY SYAFI'I

PENTINGNYA KITA BELAJAR AGAMA ( Bagian 2 )

Ilustrasi Agama Islam.(mui)

بسمالّالرحمنالرحيم
السلمعليكمورحمةالّوبركاته
الحمدلوالصلةوالسلمعلىرسولالوبعد.

    Ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum, pada halaqah ke-2 ini, di dalam muqaddimah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai pelajaran kita tentang ringkasan Fiqh Syar'iyyah Matan Abū Syujā'.
    PERTAMA, Wajib bagi para penuntut ilmu untuk mengikhlaskan niat karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla, karena menuntut ilmu adalah bagian dari ibadah dan bagian dari jihad fī sabīlillāh. Allāh Ta'āla berfirman:َ و َ ما أُ ِ م ُ روا إِ َ ل لِيَ ْ عبُ ُ دوا ال ُ م ْ خلِ ِ ص َ ي َل ُ ه ال ِ دي َ ن"Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk memurnikan keta'atan hanya kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla." (Al-Bayyinah:5) Ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum, Dan niatkan kita menuntut ilmu adalah untuk menghilangkan kebodohan yang ada pada diri kita dan juga kita berusaha mengangkat kebodohan yang ada pada diri orang lain, agar kita semua dan mereka bisa memahami apa yang diridhai oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla dan RasulNya.
    KEDUA, Hendaknya bersabar di dalam menuntut ilmu dan tidak tergesa-gesa. Hendaknya bertahap, mulai dari tahap yang dasar, kemudian menengah dan dilanjutkan dalam tahap berikutnya. Diantara tahap dasar bagi seseorang dalam menuntut ilmu adalah mengetahui perkaraperkara yang mendasar yang wajib 'ain bagi dirinya. Dan diantara tahap awal dalam masalah cabang ilmu fiqih adalah memulai memahami gambaran permasalahan secara ringkas sebelum mendalami atau menyibukkan diri dalam
permasalahan-permasalahan yang mendetail, misalnya perbedaan para ulama, dalil-dalil mereka dan seterusnya. Allāh Ta'āla berfirman :ُ كونُوا َ ربَا ِنيِ َ ي"Dan jadilah kalian seorang yang Rabbani." (Āli 'Imrān:79) Ibnu 'Abbas radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu, beliau mengatakan tentang ulama Rabbani, mereka adalah: "Mereka adalah orang-orang yang mengajarkan manusia perkara-perkara yang mendasar sebelum perkara-perkara yang lanjut." Oleh karena itu, ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum, Adalah sebuah kesalahan apabila kita menyibukkan diri kita atau menyibukkan orang lain pada perkara-perkara khilaf diantara para ulama. Padahal kita sendiri atau orang lain belum mengetahui perkara yang mendasar yang wajib untuk diketahui. Kemudian ikhwah fiddīn a'āzaniyyallāhu wa iyyākum,
    KETIGA,  Bahwasanya para ulama, baik yang terdahulu maupun yang terkini, mereka senantiasa
mengajarkan kitab-kitab fiqih secara bertahap. Mulai dari tahap yang dasar, menengah kemudian lanjut.
Sebagaimana para ulama terdahulu, mereka menulis kitab-kitab dari dasar. Seperti Imam Nawawi rahimahullāhu, beliau menulis Kitab Al-Minhāj yang merupakan ringkasan fiqih Asy-Syāfi'ī. Kemudian dilanjutkan dengan Kitab Ar-Raudhah yang lebih panjang penjelasannya. Kemudian dilanjutkan dengan Kitab Al-Majmū' yang merupakan disana dijelaskan tentang perbedaan pendapat para ulama, dalil-dalil dan diskusi diantara mereka. Begitu juga Ibnu Qudāmah Al-Hanbali. Beliau menulis kitab dasar, Kitab 'Umdatul Fiqh, kemudian dilanjutkan dengan Kitab Al-Kāfi, kemudian dilanjutkan kitab-kitab panjang yaitu Kitab Al-Mughni sebagaimana yang kita ketahui. Perkara yang ke-4 yang perlu kita sampaikan,
    KEEMPAT, Bahwasanya didalam mempelajari kitab Madzhab Syāfi'ī ini, bukan berarti kita fanatik terhadap Madzhab Syāfi'ī ataupun kita taqlid. Karena sesungguhnya, semua perkataan selain dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bisa diterima ataupun ditolak. Oleh karena itu para ulama, baik terdahulu maupun terkini, bahkan Imam Syāfi'ī sendiri, beliau mengatakan : إِذَاَصحَاْلَحِديِْثفَُهَوَمذَْهِبيْ"Apabila hadits itu shahih maka itu adalah pendapatku." Oleh karena itu, hendaknya penuntut ilmu berpegang kepada Al-Kitāb dan Sunnah di dalam berpendapat. Kemudian perkara yang ke-5 di dalam mempelajari matan Abū Syujā' yang merupakan ringkasan fiqih Syāfi'ī ini.
    KELIMA, Akan kami jelaskan secara ringkas saja dan lebih fokus kepada bagaimana masalah-masalah (gambaran masalah) yang dibahas oleh para ulama, bukan pada khilaf ataupun perbedaan pendapat diantara mereka. Dan akan kami jelaskan secara ringkas dalil-dalil apabila nanti dibutuhkan.
    KEENAM, Pada pembahasan kitab fiqih ini tentu akan memakan waktu yang sangat panjang, oleh karena itu jika ada kesempatan mendatang, mungkin kita bisa selesaikan pada kajian intensif, baik secara offline maupun online. Maka akan kami sampaikan linknya kepada para ikhwah sekalian agar faidahnya bisa lebih menyeluruh. Demikian yang bisa kami sampaikan pada halaqah yang ke-2.  ّلسلم
َوَصَلىالَعَلىنَِبيِنَاُمَحَمٍدَوَعَلىآلِِهَوَصْحِبِهوا وآخردعوناعنالحمدلربالعالي والسلمعليكمورحمةالّوبركاته
Continue reading PENTINGNYA KITA BELAJAR AGAMA ( Bagian 2 )

PENTINGNYA KITA BELAJAR AGAMA

Ilustrasi Agama Islam.(mui)

بسم الّ الرحمن الرحيم
السلم عليكم ورحمة الّ وبركاته
الحمد ل والصلة والسلم على رسول ال و على آله وصحبه ومن تبع سنة، أما بعد.

Ikhwah fidd
īn a'āzaniyyallāhu wa iyyakum,
    Pada halaqah pertama: Muqaddimah bagian pertama, kita akan menjelaskan tentang "Pentingnya Belajar Agama". Belajar agama adalah salah satu tanda seseorang diberi taufiq untuk mendapatkan kebaikan. Dimana sekarang orang-orang meninggalkan agama, meninggalkan sabda Rasūlullāshallallāhu 'alayhi wa sallam, yang mana dia adalah sumber kebaikan dan keselamatan seseorang di dunia maupun di akhirat.
    Di dalam sebuah hadits riwayat Mu'āwiyah radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu beliau berkata: Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang Allāh kehendaki kebaikan maka niscaya Allāh akan fahamkan dia dalam urusan agamanya." (HR Bukhāri dan Muslim)
    Hadits ini menunjukkan pentingnya pemahaman di dalam agama karena dia adalah alamat kebaikan yang Allāh kehendaki dalam diri seseorang. Dan kebalikannya, seseorang yang tidak Allāh kehendaki kebaikan pada dirinya niscaya dia tidak akan difahamkan dalam agama, tidak akan ada keinginan untuk belajar agama.
    Dia sama sekali tidak menoleh kepada ilmu agama, sehingga bagaimana dia akan mendapatkan kebaikan manakala dia tidak faham akan kebaikan itu sendiri?
    Oleh karena itu, Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah mengatakan: Dan setiap orang yang Allāh kehendaki kebaikan pada dirinya maka pasti Allāh akan fahamkan dia dalam urusan agamanya. Dan orang-orang yang dia tidak difahamkan dalam urusan agamanya maka dia tidak diinginkan kebaikan pada dirinya.
#CATATANAkan tetapi tidak setiap orang yang dia itu difahamkan dalam urusan agamanya pasti akan dikehendaki Allāh kebaikan pada dirinya, karena tidak cukup (hanya) memahami agama,
akan tetapi harus disertai dengan mengamalkan pemahaman tersebut.Oleh karena itu pemahaman agama itu adalah salah satu syarat untuk mendapatkan keberhasilan (kemenangan, kebahagiaan, kebaikan dan seterusnya).

    Oleh karena itu, bagi siapapun yang menginginkan kebaikan, keselamatan di dunia dan di akhirat, maka :
    PERTAMA, Dia harus mempelajari agama yang Allāh turunkan kepada rasulNya (Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam). Karena apa yang Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bawa itu adalah sumber kemashlahatan (sumber kebaikan dan sumber keselamatan) di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang berpaling dari apa yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wasallam maka sungguh dia tidak ada kebaikan pada dirinya, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam. Bagaimana seseorang bisa menempuh jalan-jalan keselamatan apabila dia tidak mengetahuinya? Bagaimana dia bisa mendapatkan kebaikan berupa surga sementara dia tidak tahu jalannya? Oleh karena itu, ini adalah pintu pertama pembuka bagi setiap orang yang menginginkan kebaikan di dunia dan di akhirat.Dia harus memahami perintah Allāh dan perintah RasulNya (harus faham agamanya) karena itu adalah sumber keselamatan di dunia dan di akhirat. 
    KEDUA, Dia mengamalkan ilmunya, mengamalkan apa yang dia fahami.Pemahaman tadi tidak akan bermanfaat apabila tidak diamalkan. Bagaimana seseorang bisa selamat tatkala dia mengetahui jalan keselamatan akan tetapi dia tidak menempuhnya? Oleh karena itu tidak cukup dengan memahami agama, akan tetapi kita juga mengamalkannya. Oleh karena itu kita berdo'a kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla agar senantiasa diberikan pemahaman terhadap agama dan diberikan kemudahan untuk mengamalkannya dan diberikan taufiq untuk diterima amalan-amalan kita. الَلُهَمانْفَْعِنيِبَماَعَلْمتَِني،َوَعِلْمِنيَْمايَنْفَُعِني،َوِزِدِنيِْعْلًماَواْرزُْقِنيفَْهًماَواْرزُْقِنيََعَملًُمتََقبَلً "Ya Allāh berikanlah saya manfaat terhadap ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku dan ajarkanlah ilmu-ilmu yang bermanfaat kepadaku dan tambahkanlah ilmu dan berikanlah rizki berupa pemahaman dan berikanlah rizki berupa amal-amal yang diterima disisi Engkau." Dan kepada Allāh lah kita berharap dan kita berdoa agar senantiasa membimbing kita di atas hidayah Islam, hidayah Iman sehingga kita bisa bertemu dengan Allāh Subhānahu wa Ta'āla dengan hati yang bersih, hati yang diterima oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Demikian pertemuan pertama kita, in syā Allāh kita akan lanjutkan pada pertemuan berikutnya وصلىالعلىنبينامحمدوعليآلهوصحبهوسلم
Continue reading PENTINGNYA KITA BELAJAR AGAMA

MENGENAL ALLĀH TA'ĀLA DENGAN NAMA-NAMA & SIFAT SIFAT-NYA


السلم عليكم ورحمة ال وبركاته
الحمد ل والصلة والسلم على رسول ال وعلى آله وصحبه أجمعي

All
āh Subhānahu wa Ta'āla telah mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwa Allāh memiliki
nama & sifat.
All
āh berfirman :وَلِلَهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَى"Dan Allāh memiliki nama-nama yang paling baik." (Al-A'rāf 180)
Dan All
āh berfirman :وَلِلَهِ ٱلۡمَثَلُ ٱلۡأَعۡلَى"Dan Allāh memiliki sifat-sifat yang paling tinggi." (An-Nahl: 60)
Kita mengenal All
āh dengan nama & juga sifat tersebut.
Kita mengenal All
āh sebagai Dzat Yang Maha Penyayang karena Dia adalah Ar-Rahmān ArRahīm.
Dan kita mengenal All
āh sebagai Dzat Yang Maha Pengampun karena Dia adalah Al-Ghafūr,
dan seterusnya.
Dan All
āh mengabarkan di dalam Al-Qurān bahwasanya di antara sifat Allāh adalah:
-1- All
āh beristiwa' di atas 'Arsy.
-2- All
āh memiliki dua tangan.
-3- All
āh berada di atas.
-4- Dan Ras
ūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengabarkan bahwasa Allāh Subhānahu
wa Ta'
āla turun ke langit dunia pada setiap sepertiga malam yang terakhir.
-5- Dan juga sifat-sifat yang lain.
Kewajiban kita sebagai seorang Muslim adalah menetapkan nama & juga sifat tersebut
karena All
āh Subhānahu wa Ta'āla lebih tahu tentang diri-Nya daripada kita semua.
Dan Ras
ūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam lebih tahu tentang Allāh daripada kita.
Tidak boleh seorang Muslim menolak nama-nama & sifat-sifat tersebut. Dan tidak boleh dia
menyerupakan, karena All
āh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:لَيۡسَ كَمِثۡلِهِۦ شَىۡءٌۖ۬ وَهُوَ ٱلسَمِيعُ ٱلۡبَصِير"Tidak ada yang serupa dengan Allāh dan Dia adalah Dzat Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat." (Asy-Sy
ūrā : 11)16
Jadi yang benar, yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim adalah:Menetapkan nama & sifat tersebut sebagaimana datangnya, sesuai dengan keagungan &
kebesaran All
āh Subhānahu wa Ta'āla, tanpa menyerupakan dan tanpa mentakwil nama &
juga sifat tersebut.
Mentakwil adalah menafsirkan nama & sifat Allāh bukan dengan maknanya yang benar.
Seperti;
• Mentakwil istiw
ā dengan kekuasaan.
• Mentakwil turunnya All
āh dengan turunnya rahmat Allāh.
• Dan lain-lain.
Ini adalah halaqah yang terakhir dari Silsilah Mengenal All
āh.
Dan sampai bertemu kembali pada Silsilah berikutnya.
َو ال َ سلَ ُ م َ ع َليْ ُ ك ْ م َو َر ْ ح َ م ُة الِ َوبَ َر َ كاتُ ُه
Continue reading MENGENAL ALLĀH TA'ĀLA DENGAN NAMA-NAMA & SIFAT SIFAT-NYA

Mengenal Allah Dengan Makhluk-Makhluknya


Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menciptakan makhluq-makhluq supaya manusia yang berakal memikirkan makhluq-makhluq tersebut, sehingga mereka bisa mengenal Dzat yang telah menciptakan mereka. Besarnya makhluq dan luasnya (seperti langit yang tujuh & bumi, kursi Allah & 'Arsy-Nya) menunjukkan tentang kebesaran Allāh.

Keteraturan gerakan & perjalanan seperti perjalanan matahari & bulan menunjukkan kekuasaan & pengawasan Allāh yang tidak pernah berhenti. Kejelian dalam penciptaan menunjukkan hikmah-Nya dan keluasan ilmu-Nya. Manfaat yang ada di dalam ciptaan tersebut menunjukkan rahmat yang luas dan menunjukkan karunia yang meliputi segala sesuatu.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya di dalam penciptaan langit & bumi dan pergantian siang & malam ada tandatanda bagi orang yang memiliki akal, yaitu orang-orang yang mengingat Allāh, baik dalam keadaan berdiri, duduk & berbaring dan mereka memikirkan penciptaan langit dan bumi. Wahai Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan ini semua dengan bathil (sia-sia), Maha Suci Engkau, maka jagalah kami dari adzab neraka." (QS Ali 'Imran 190-191)

Hendaknya seorang Muslim meluangkan waktunya untuk memikirkan makhluq-makhluq Allah supaya dia: Semakin mengenal Allāh penciptanya. Semakin yakin dan mantap dalam menjalankan syariat Allah. Merasa takut dengan adzab-Nya. Semakin dekat dengan Allāh. Semakin meng-Esakan Dia di dalam beribadah.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini.
Dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.
Continue reading Mengenal Allah Dengan Makhluk-Makhluknya