Jika kita membahas industri tidak terlepas dari yang namanya teknologi. Setiap kemajuan teknologi pasti berefek langsung kepada industri yang ada. Industri dan teknologi memang bidang yang berbeda, namun mempengaruhi satu sama lain. Ketika ada penemuan teknologi baru, bidang industri pasti akan maju untuk melengkapinya. Setiap perubahan bidang industri yang terjadi dimulailah revolusi industri baru. Revolusi industri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis-Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19. Revolusi hakikatnya adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan tenaga mesin. Dengan demikaian barang-barang dapat dihasilkan dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.
Di Indonesia sendiri dalam penerapan teknlogi dan industri tertinggal 1 langkah dengan Jepang dalam hal penerapan revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 yang mengandalkan sistem kerja robotik dan Internet of Things (IoT), di Indonesia masih belum banyak dibahas dan diaplikasikan. Walaupun revolusi industri 4.0 baru sampai di Indonesia, tetapi secara mengejutkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mencanangkan revolusi industri 5.0 bagi negara Jepang untuk menanggulangi krisis buruh tenaga ahli. Bagi Indonesia pernyataan Perdana Menteri Jepang tersebut sangat mengejutkan, jika Indonesia salah langkah untuk mengambil sikap bukan tidak mungkin Indonesia akan tenggelam dalam keterpurukan. Kita (Indonesia) baru bicara tentang 4.0, sedangkan Jepang 7 tahun lebih maju, mereka akan mengajarkan ke dunia bagaimana 5.0 dan akan memamerkan 5.0.
Jadi apabila kita tidak mengejar itu semua, maka kita akan selalu membeli teknologi dan kita akan menjadi konsumen teknologi. Sedangkan di Indonesia masih banyak petani kita yang memegang cangkul, kita masih ketinggalan produktifitas pertanian. Satu-satunya negara di Asia (Indonesia) yang selalu terus berbicara tentang pangan, kekurangan pangan. Negara lain pangan sudah selesai, kita selalu berbicara bahkan berdebat malah. Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah, yakni belum tuntasnya penerapan revolusi industri sebelumnya, yakni industri 1.0 seperti mekanisme pertanian, industri 2.0 penggunaan ban berjalan, industri 3.0 dengan ciri mengandalkan komputer dan industri 4.0 mengandalkan sistem kerja robotik dan IoT.
Sebenarnya dengan kemajuan industri yang ada sekarang ini Indonesia mempunyai beberapa potensi untuk mengembangkan karyanya, salah satunya yang paling memungkinkan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) bisa ditanamkan pada mobil pintar untuk kepentingan komersial maupun pribadi. Salah satu kepentingan komersial yaitu menggunakan AI untuk mobil taksi tanpa sopir. Tetapi imbas dari penggunaan taksi tanpa sopir ini sangat berpengaruh buruk, yaitu meningkatnya pengangguran akibat PHK besar-besaran oleh perusahaan taksi terhadap para sopir.
Di dalam beberapa kasus di dunia ini, contoh kasus krisis yang melanda di negara Jepang. Pada abad ini di Jepang mempunyai banyak krisis yang terjadi diantaranya :
- Jepang menghadapi masalah tingginya generasi tua yang mana pengeluaran pengobatan serta pelayanan semakinmeningkat.
- Kemajuan Jepang membuat minimnya ketersediaan tenaga buruh ahli dan tingginya biaya perawatan infrastruktur.
Dari permasalahan yang terjadi di Jepang tersebut, dapat diambil sebuah solusi yang cukup efisien yaitu menggunakan metode revolusi industri 5.0 antara lain :
- Menggunakan data medical records untuk membantu mempercepat penanganan kesehatan.
- Membuat sistem remot untuk pelayanan kesehatan.
- Menggunakan AI dan robot sebagai perawat.
- Sensor, AI dan robot akan digunakan untuk membantu pemeliharaan jalan, terowongan, jembatan dan infrastruktur lainnya.
Jadi kalau berbicara dari sudut ketahanan nasional bangsa, sudah seharusnya pemerintah mampu memberikan kualitas pelayanan terhadap publik yang lebih untuk memperoleh rasa aman dan damai. Berbagai layanan publik harus lebih efisien, baik efisien dari sisi waktu maupun biaya. Di sisi lain tentu persoalan keamanan akan menjadi semakin kompleks, tantangan ini harus mampu dihadapi oleh pemerintah yang bersinergi dengan masyarakat Indonesia.
0 comments:
Post a Comment